Rabu, 15 Juni 2011

Pengenalan Wireless LAN




Kita akan mendiskusikan tentang pangsa pasar wireless LAN, gambaran masa lalu, sekarang dan masa depan dari wireless LAN, serta pengenalan wireless LAN standar pemerintah. Kemudian kita akan mendiskusikan beberapa aplikasi yang sesuai untuk wireless LAN. Menurut pengalaman dari cerita dan evolusi dari teknologi wireless LAN merupakan bagian yang penting dari prinsip dasar wireless LAN. Suatu pemahaman dari mana wireless LAN datang dan aplikasinya serta organisasinya yang dapat membantu perkembangan teknologi yang memungkinkan anda untuk mengaplikasikan wireless LAN yang lebih baik ke dalam organisasimu atau kebutuhan klien.

Pangsa Pasar Wireless LAN
Pangsa pasar wireless LAN sepertinya berkembang sama halnya dengan fashion pada kebanyakan industri jaringan, dimulai dengan mengadopsi awal menggunakan teknologi apapun yang telah tersedia. Pemasaran telah dipindahkan kedalam pertumbuhan yang cepat, di mana standard populer menyediakan katalisator. Perbedaan yang besar antara pemasaran jaringan secara keseluruhan dan pemasaran wireless LAN menjadi meningkat. wireless LAN memberikan fleksibilitas dalam implementasinya dan tidak heran mereka pindah dengan cepat ke sektor pasar yang lainnya.

Sejarah Wireless LAN
Penyebaran jaringan nirkabel, seperti kebanyakan teknologi, seperti turun temurun dibawah naungan dari  militer. Militer perlu suatu kemudahan, yang mudah diterapkan, dan metode keamanan pertukaran data dalam suatu lingkungan peperangan.
Ketika biaya teknologi nirkabel merosot dan mutu meningkat, itu menjadi penghematan biaya untuk perusahaan-perusahaan yang dapat menggabungkan bagian nirkabel ke dalam jaringan mereka. Teknologi nirkabel menawarkan suatu jalan yang murah untuk kampus untuk menghubungkan bangunan satu sama lain tanpa pemasangan kabel fiber atau tembaga.

Standarisasi wireless LAN
Karena wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio, wireless LAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan untuk mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal Communications Commission ( FCC) mengatur penggunaan alat dari wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN sekarang, menerima beberapa standard operasional dan syarat dalam Amerika Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic Engineers (IEEE).
Beberapa Standar wireless LAN :
IEEE 802.11 – standar asli wireless LAN menetapkan tingkat perpindahan data yang paling lambat dalam teknologi transmisi light-based dan RF.
IEEE 802.11b – menggambarkan tentang beberapa transfer data yang lebih cepat dan lebih bersifat terbatas dalam lingkup teknologi transmisi.
IEEE 802.11a – gambaran tentang pengiriman data lebih cepat dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE 802.11b, dan menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII.
IEEE 802.11g – syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11 standard yang menguraikan transfer data sama dengan cepatnya seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang memungkinkan  untuk lebih murah.

Aplikasi dari Wireless LAN

  1. Akses Role
Wireless LAN kebanyakan menyebar dalam suatu lapisan akses, maksudnya mereka digunakan sebagai suatu titik masukan ke dalam suatu kabel jaringan. Di masa lalu, akses telah digambarkan sebagai dial-up, ADSI, kabel/telegram, selular, Ethernet, Token Ring, Frame Relay, ATM, dan lain lain. wireless cara sederhana yang lain untuk para user dalam mengakses jaringan tersebut. Wireless LAN adalah lapisan jaringan Data-Link seperti cara akses semuanya hanya mendaftar saja. Dalam kaitan dengan kecepatan, jaringan nirkabel tidaklah tepat diterapkan dalam distributor atau sebagai inti dalam jaringan. Tentu saja, dalam jaringan kecil, mungkin tidak ada perbedaan antara inti, Distribusi, atau Lapisan akses dari jaringan tersebut. Lapisan inti dari suatu jaringan harus sangat stabil dan sangat cepat, mampu menangani suatu jumlah yang luar biasa dengan sedikit kesulitan dan pengalaman tidak ada penurunan waktu. Lapisan distribusi suatu jaringan harus cepat, fleksibel, dan dapat diandalkan. Wireless LAN tidak secara khusus dibutuhkan sebagai suatu solusi perusahaan. Gambar 1.1 menggambarkan klien dengan cepat memperoleh akses dalam suatu kabel jaringan melalui hubungan suatu alat koneksi (point access).

  1. Perluasan Jaringan
Jaringan nirkabel dapat bertindak sebagai suatu perluasan dari suatu kabel jaringan. Ada kemungkinan masalah dimana memperluas jaringan akan memerlukan tambahan kabel dalam instalasinya dan menjadi kendala dalam pembiayaannya. Wireless LAN dapat dengan mudah digunakan untuk menyediakan konektivitas dalam suatu gedung yang merupakan area yang jauh, digambarkan dalam denah dalam gambar 1.2. Karena hanya sedikit diperlukan pemasangan kabel untuk memasangan wireless LAN, biaya instalasi dan pembelian ethernet dengan sepenuhnya dihapuskan.

  1. Menghubungkan Gedung satu dengan yang lain
Terdapat 2 perbedaan bentuk dari konektivitas antar gedung. Pertama disebut Point-to-Point (PTP), dan yang kedua disebut Point-to-Multipoint (PTMP). Point-to-point adalah koneksi nirkabel hanya antar dua bangunan, seperti gambar 1.3. Koneksi PTP hampir selalu menggunakan semi-directional atau highly-directional antena pada masing-masing akhir dari link.


Point-to-multipoint (PTMP) adalah koneksi nirkabel tiga atau lebih dari beberapa gedung, bentuk penerapanya adalah “hub and spoke” atau star topologi, dimana salah satu gedung sebagai titik pusat dari jaringan (server).

  1. Pengiriman Data yang bermil-mil
Wireless Internet Service Providers (WISPs) sekarang mengambil keuntungan dari kemajuan terbaru dalam teknologi nirkabel untuk mengirim data bermil-mil untuk melayani pelanggan mereka. WISP mempunyai tantangan yang unik bagi mereka. Hanya provider xDSL mempunyai permasalahan lebih jauh pada jarak yang jauh yaitu 18.000 kaki ( 5,7 km) dari kantor pusat dan kabel provider mempunyai persoalan dengan kabel yang sedang dipakai bersamaan oleh user, WISP mempunyai masalah dengan atap, pohon, kilat, pegunungan, menara dan banyak lagi hambatan dalam konektivitas.



  1. Mobilitas
Sebagai suatu solusi lapisan akses, wireless LAN tidak dapat digantikan dengan kabel LAN dalam kondisi kecepatan data (100BaseTx tiap 100Mbps versus IEEE 802.11a tiap 54Mbps). Wireless  LAN melakukan penawaran dalam peningkatan suatu mobilitas ( seperti pada gambar 1.5) sebagai awal perdagangan untuk kecepatan dan mutu layanan.




  1. Small office-Home office
Bentuk jenis ini juga digunakan oleh banyak perusahaan yang hanya mempunyai beberapa karyawan. Dalam perusahaan ini mempunyai kebutuhan untuk membagi informasi antar para pemakai dan koneksi internet tunggal untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas. Untuk aplikasi ini -small office-home office, atau SOHO- wireless LAN sangat mudah dan solusi yang efektif.



  1. Mobile Offices
Suatu contoh sederhana dalam menghubungkan kelas dengan cepat yang konektivitasnya menggunakan wireless LAN yang digambarkan dalam gambar 1.7. Ruang kantor sementara juga memanfaatkan jaringan dengan wireless LAN. Ketika perusahaan berkembang, mereka sering mencari kekurangan dari ruang kantor mereka, dan butuh untuk sedikit pekerjaan untuk berpindah ke lokasi yang berdekatan, seperti suatu kantor bersebelahan atau suatu kantor pada lantai yang berbeda tetapi masih satu gedung.



Contoh soal dan jawaban
1.      pilih salah satu dari pilihan berikut, yang dapat dilakukan oleh wireless LAN yang tidak dapat dilakukan oleh jaringan kabel?
A.    Mobilitas
B.     Keamanan yang terpusat
C.     Kehandalan
D.    Keamanan VPN
Jawaban :
            A. Mobilitas

Teknis Penggunaan kamera



1.    Mengetahui color temperature
Color temperature digunakan sebagai pedoman untuk menentukan karakteristik dari suatu cahaya. Istilah Color temperature berasal dari radiasi suatu benda yang disebut black body. Black body adalah sebuah benda yang berbentuk bola dan didalamnya terdapat sebuah lubang yang sangat kecil. Cahaya yang masuk melalui lubang tersebut akan diserap habis oleh black body dan cahaya tersebut dipantulkan beberapa kali oleh dinding dalam bola. Black body akan mengeluarkan cahaya lewat lubang kecil tersebut dengan warna yang sesuai dengan suhu dari black body. Dengan berubahnya suhu dari black body, berubah pula warna cahaya yang diradiasikan, maka dapat disimpulkan bahwa warna dari black body ditentukan oleh suhu badannya sendiri yang kemudian disebut sebagai suhu warna (color temperature). Suhu warna (color temperature) dinyatakan dalam derajat kelvin.




Color temperature dari tiap sumber cahaya berbeda-beda, walaupun sama-sama terlihat putih tetapi warna sesungguhnya dari putih tersebut mempunyai karakter warna tersendiri. Hal ini tidak bisa dilihat oleh mata  tetapi lensa kamera bisa melihat warna yang dihasilkan oleh sumber cahaya tersebut secara nyata sehingga camera color harus diatur (adjustment) untuk mengimbangi perbedaan cahaya yang ada sehingga warna dari gambar yang dihasilkan oleh kamera terlihat sesuai aslinya, proses ini dinamakan white balance.
Cara melakukan adjustment color temperature kamera adalah dengan memposisikan roda pengatur temperatur warna sesuai dengan suhu cahaya yang mengenai obyek pada saat itu.
Dalam buku Basic Betacam Camera Work, Peter Ward memberikan panduan color temperature dari berbagai sumber cahaya berikut ini :
    Tabel 1. Color temperature dari berbagai sumber cahaya
Sumber Cahaya
Color Temperature
 Langit cerah
 9500-20.000°K
 Langit mendung
 6000-7500°K
 Lampu HMI
 5600°K
 Cahaya matahari rata-rata
 5500°K
 Siang hari
 5000°K
 Pagi hari & manjelang sore
 4300°K
 Pijaran cahaya hangat
 3000°K
 Lampu tungsten
 3200°K
 Lampu 40-60 watt
 2760°K
 Fajar & petang
 7000°K
 Sunrise & sunset
 2000°K
 Cahaya lilin
 1850-2000°K
 Cahaya korek api
 1700°K

2.      Pengaturan  iris kamera
Iris mempunyai sifat yang sama dengan pupil mata kita yaitu mengatur banyaknya cahaya yang masuk. Iris mempunyai lubang yang di sebut aperture atau bukaan lensa. Jika bukaan lensa terbuka lebih lebar maka sinar yang masuk ke lensa akan banyak, sebaliknya jika bukaan lensanya kecil maka cahaya yang masuk pun sedikit. Besarnya bukaan lensa tersebut tergantung pada f-stop yang digunakan.
F-stop adalah standar skala yang mengidentifikasikan seberapa banyak cahaya yang melewati lensa (Herbert Zettl: Television Hand Book 1976:69). F-stop berupa angka-angka mulai 1,8 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11;16. f-stop yang terkecil mengindikasikan bukaan lensa yang paling besar dan sebaliknya. Misalkan f-stop lensa f/1.8 maka bukaan lensanya lebih besar dan lebih banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan f/8.
Lensa kamera mempunyai sifat yang sama seperti mata manusia, jika terlalu banyak cahaya yang masuk ke mata maka mata akan sakit begitu pula dengan lensa kamera. Berdasarkan hal tersebut maka iris harus disesuaikan dengan kondisi cahaya pada saat pengambilan gambar. F-stop yang normal adalah pada posisi 4 atau 5,6 jika cahaya normal, tidak mendung atau terik matahari.
Pada intinya iris berfungsi untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke kamera. Pemilihan iris harus didukung dengan pengenalan terhadap area pengambilan gambar terkait dengan pergerakan kamera yang berdampak pada banyaknya sinar yang masuk.
3.       Melakukan white balance
White balance berfungsi untuk memberikan referensi putih yang sebenarnya kepada kamera sehingga kamera akan merekamnya dengan benar. White balance dilakukan agar gambar yang dihasilkan oleh kamera natural sesuai dengan warna obyek aslinya. White balance dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara  preset 3200°K, preset 5600°K, manual dan auto white balance.
Manual white balance dilakukan dengan bantuan bidang putih sebagai acuan, kemudian operator kamera menekan tombol white balance sampai indikator simbol white balance berhenti berkedip-kedip. Saat indikator tersebut berkedip-kedip, kamera akan melakukan adjustment level putih sesuai dengan color temperatur lokasi pengambilan. Sedangkan auto white balance, kamera akan menyesuaikan dengan sendirinya level putih sesuai dengan color temperature lokasi shooting. Fasilitas preset white balance digunakan untuk merekam hasil white balance, sehingga jika melakukan pengambilan gambar kembali, cameraman tinggal memilih preset yang sudah diatur sebelumnya. Di beberapa kamera, fasilitas preset yang tersedia adalah 3200°K dan preset 5600°K. Untuk preset 3200°K kamera akan secara otomatis menyesuaikan dengan color temperatur 3200°K (tungsten) dan preset 5600°K untuk color temperatur 5600°K (day light).
Tidak ada ketentuan mutlak dalam pemilihan white balance, namun ada beberapa panduan yaitu :
a.  Preset 3200°K dapat digunakan ketika sumber cahaya saat pengambilan gambar adalah tungsten dan digunakan saat pengambilan gambar di dalam ruangan (indoor).
b. Preset 5600°K digunakan jika sumber cahayanya adalah day light (cahaya matahari) dan untuk pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor).
c. Bila di lokasi pengambilan gambar terdapat dua sumber cahaya yang berbeda yaitu tungsten dan day light maka white balance dapat dilakukan secara manual maupun automatic white balance.
d. Bila pengambilan gambar dilakukan saat adanya perubahan cahaya (misal pengambilan gambar sunset) maka lebih baik menggunakan auto white balance karena kamera akan menyesuaikan secara otomatis.
e. Manual white balance digunakan saat kondisi pencahayaan stabil.
Menurut Christina Fox (http://www.urbanfox.tv, diakses pada 26 Agustus 2006) dalam pengambilan gambar tidak harus dilakukan secara manual.


Menurut Christina Fox, dengan manual white balance terlihat sedikit kebiruan (bluish) dibandingkan dengan gambar yang lainnya, sedangkan Preset 5600°K gambar terlihat kemerahan (redish). White balance dengan Auto White Balance dan preset 3200°K gambar terlihat bagus, namun dengan preset 3200°K gambar lebih terlihat natural sesuai dengan warna aslinya.


Jika gambar tersebut dibandingkan antara auto white balance dan manual white balance, gambar dengan  auto white balance lebih bagus. Dengan preset 3200°K gambar terlalu biru (bluish), sedangkan dengan Preset 5600°K terlihat lebih natural dan lebih mirip dengan keadaan aslinya.


Batu pada gambar dengan auto white balance terlihat agak kebiruan sedangkan dengan manual white balance warna gambar terlihat seperti aslinya. Dari contoh-contoh tersebut maka tidak ada hal yang mutlak dalam white balance, tetapi hal yang perlu diingat adalah setiap pengambilan gambar yang diikuti oleh adanya perubahan cahaya perlu dilakukan kembali white balance agar gambar tidak menjadi redish ataupun bluish.

Tata Suara



Pengertian Suara
Adalah getaran-getaran yang ditimbulkan oleh suara bunyi atau bunyi-bunyian kea lat pendengaran kita melalui zat perantara. Zat perantara tersebut bisa berujud udara, air, logam, kayu dan lain-lain.

Merekam suara
Adalah suatu usaha atau kegiatan menangkap informasi yang berupa suara dan menyimpan informasi itu pada suatu sarana penyimpanan yang sebaik-baiknya dengan maksud informasi suara itu dapat kita perdengarkan kembali untuk suatu tujuan tertentu.

Teknik frashering
Adalah cara membagi kalimat dalam membaca naskah yang dilukiskan dengan intonasi (naik turunnya suara) atau dilukiskan melalui infleksi suara, apabila infleksi suara menaik menandakan masih adanya gagasan yang akan disampaikan, sedangkan bila infleksi menurun (rendah) berarti selesai atau full stop.

Yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan kualitas suara yang terbaik, menarik perhatian serta terbebas dari noise antara lain :
  1. Staples atau klip pada naskah harus dilepas, karena bila kita membalik pada lembar berikutnya akan menimbulkan noise.
  2. Usahakan lembar naskah tidak menutupi permukaan mic apalagi membenturnya.
  3. Lakukan pengetesan mic dengan cara membawakan naskan yang akan disampaikan hingga tercapainya level, balance dan warna suara yang diinginkan.
  4. Berbicara secara wajar, jangan dibuat-buat atau meniru gaya orang lain apalagi terkesan membaca.
  5. Berbicara dengan cara menggores atau memperpanjang suara maupun menghidung, kecuali memang efek semacam ini diperlukan.
  6. Saat membawakan naskah jangan merubah jarak maupun sudut microphone
  7. Suara yang anda sampaikan harus terdengar wajar, agar mengandung wibawa dan kepercayaan serta tidak bersifat kaku namun akrab.
  8. Kurangilah kecepatan suara anda bila yang disampaikan itu keterangan yang padat.
  9. Apa yang diucapkan harus jelas terdengar, jika tidak kita akan kehilangan wibawa.
  10. Untuk suatu bentuk acara tertentu, mungkin diperlukan nada suara tertentu pula, sesuaikanlah dan hindarkanlah kebiasaan pola teratur yang kedengarannya sebagai lagu.

Tata cahaya



Pengertian tata cahaya menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta, tata adalah susunan atau pengetahuan mengenai penyusunan, sedangkan cahaya adalah terang atau sinar dari matahari, bulan dan lampu. Dalam konteks pembuatan paket produksi acara televisi atau semacamnya, tata cahaya adalah suatu kegiatan dan merencanakan pengaturan cahaya-cahaya yang berasal dari beberapa sumber-sumber terhadap orang-orang atau suatu dekorasi atau hal-hal yang lain sehingga merupakan satu kesatuan yang mendukung dan memenuhi persyaratan teknis, artistik dan dramatik.

        1. Sumber Cahaya
                                Sumber cahaya yang lazim digunakan untuk produksi acara televisi menggunakan sumber  cahaya alam (matahari) dan sumber cahaya buatan (lampu).
  1. Tujuan, fungsi dan sasaran tata cahaya
a.      Tujuan tata cahaya adalah untuk mendapatkan gambar yang menarik dan mendukung suatu produksi visualisasi dari naskah cerita atau musik.
b.      Fungsi dari tata cahaya adalah :
·         Untuk memenuhi keperluan sistem peralatan teknis supaya kamera dapat menghasilkan gambar
·         Untuk memberikan perspektif tiga dimensi
·         Untuk memberikan perhatian pada elemen yang penting pada adegan.
·         Untuk menetapkan suasana pada adegan, menetapkan waktu kejadian (pagi, siang, sore dan malam)
·         Untuk mendukung keindahan dalam keseluruhan adegan.
c.       Sasaran-sasaran tata cahaya adalah :
·         Menyinari scene sehingga menghasilkan gambar yang mudah dipahami dan dapat dilihat tanpa menyulitkan mata manusia.
·         Menghasilkan video signal yang bebas dari cacat atau noise
·         Memberikan penyinaran yang seimbang dari scene yang satu dengan yang lain, sehingga didapat urutan gambar yang sesuai tone warna yang baik terutama pada wajah artis.
·         Mendukung suasana realistik (pagi, siang, sore dan malam) maupun dramatik (sedih, gembira, cemas atau takut)
·         Menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan  bayangan secara artistik.
·         Menciptakan dimensi atau kesan ruang dan kesan kepaduan bentuk, menghasilkan pemisahan visual antara obyek latar depan dan belakang.
·         Menambah keindahan atau kemolekan dari segi wajah artis atau pengisi acara.
·         Membantu menyembunyikan cacat orang atau kekurangtepatan tata lampu (setting) dengan melindungi dari penyinaran secara bijaksana atau mengalihkan tekanan pada obyek lain.
3. Prinsip-prinsip tata cahaya
Tata cahaya merupakan proses kreatif dari seorang penata cahaya dalam mendukung suatu proses produksi visualisasi atau gambar yang diambil dengan menggunakan kamera elektronik atau film. Menurut Gerald Millerson (1999:36) terdapat tiga dasar penempatan lampu (Three Point of Light), sebagai berikut :
a.      Key light, yaitu penyinaran terarah yang utama yang jatuh pada subyek menghasilkan bayangan kuat, memberikan tekanan pada segi yang menarik dari wajah artis dan membentuk dimensi pada kepala dan wajah. Ideal pemasangan key light adalah pada sudut antara 30 derajat sampai dengan 45 derajat secara vertikal, secara horisontal 30 derajat sampai dengan 45 derajat. Intensitas dari lampu ini lebih besar dari fill light dan lebih kecil dari back light.
b.      Fill light adalah cahaya yang digunakan untuk melunakkan bayangan yang dihasilkan oleh lampu key light ataupun lampu lainnya. Idealnya ditempatkan pada kedudukan antara 30 derajat s/d 45 derajat secara vertikal, secara horizontal sudutnya 5 derajat s/d 30 derajat. Intensitasnya lebih kecil dari key dan back light. Fill light biasa ditempatkan pada sisi kamera berlawanan dengan arah key light. Biasanya menggunakan  jenis lampu soft light dengan arah yang tidak langsung. Hal ini memungkinkan memadukan kedalam cahaya soft light dengan lembut pada pencahayaan key light.
c.       Back light adalah cahaya dari belakang subyek dengan arah kamera dan diatur hingga jatuh pada kepala dan bahu pada subyek, penyinaran ini membentuk garis tepi pada subyek (rim) yang memisahkan pada latar belakang dan untuk menambah ketajaman yang nyata dengan memberikan kontras sehingga tampak kesan tiga dimensi. Idealnya pemasangan back light di belakang obyek dengan sudut 0 derajat s/d 30 derajat, penyinaran sebesar 45 derajat s/d 60 derajat secara vertikal, secara horisontal sudutnya 0 derajat s/d 30 derajat.


Four Stages of Television Production (Standard Operation Procedure)



1.      Pre Production Planning (Pra Produksi) : merupakan proses awal dari seluruh kegiatan atau disebut juga tahap perencanaan yang meliputi ide (gagasan), riset (survey), jangka waktu kerja, naskah dan story board.
2.      Setup dan rehearsal yaitu tahap persiapan peralatan dan koordinasi tim kerja.
3.      Produksi :
-          penyusunan treatment (kerangka naskah) misalnya judul, durasi, tokoh cerita, lokasi, property khusus dan peralatan.
-          Breakdown treatment pemecahan adegan- adegan sesuai dengan urutan naskah (pembagian dalam sekuen-sekuen), merencanakan penempatan kamera dan menentukan jenis shot.
-          Shooting script adalah pedoman pelaksanaan dalam pengambilan dan penataan gambar, skene disusun secara lengkap sound, narasi komentar dialog, jenis shot harus secara rinci.
4.      Pasca Produksi : merupakan tahapan akhir dari Standart Operation Procedure
- Capturing yaitu proses mentransfer hasil rekaman gambar dan suara ke  dalam peralatan editing.
- Editing Off Line :
1        membuat logging yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar
2        Kemudian materi hasil shooting dipilih dan disambung-sambung
3        Editing script / naskah editing disusun dengan dilengkapi narasi dan yang perlu dikasih ilustrasi musik, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas.
- Editing On Line : sambungan-sambungan setiap shot adegan dibuat tepat  berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing, sound asli dimasukkan dalam level yang sempurna.
- Mixing : keseimbangan antara sound effect, suara asli, narasi dan musik diatur agar tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.
- Straight cut : potongan langsung yaitu transisi yang paling umum digunakan.
- Tittling adalah penulisan kerabat kerja yang terlibat dalam produksi
- Mastering adalah proses pemasteran hasil editing ke dalam pita kaset atau video compact disk (VCD) maupun Digital Video Device (DVD).



PENGERTIAN VIDEO



Video adalah gambar bergerak yang menuturkan cerita.

PRINSIP DASAR PENGAMBILAN GAMBAR

  • Prinsip dasar dalam pengambilan gambar :
  1. Simple Shot
Tidak terdapat pergerakan lensa, tidak ada pergerakan kamera, tidak ada pergerakan badan kamera serta hanya sedikit pergerakan sederhana dari subyek.
  1. Complex Shot
Terdapat pergerakan kamera, tidak ada pergerakan badan kamera dan ada pergerakan dari subyek.
  1. Developing Shot
Terdapat pergerakan lensa, terdapat pergerakan kamera, terdapat pergerakan badan kamera dan pergerakan dari subyek.

  • Prinsip dasar pengambilan gambar dalam kamera
  1. Lensa kamera ( camera lens ) ibaratnya mata elektronik pemirsa.
Bagian ini diibaratkan sebagai mata elektronik pemirsa. Ada beberapa jenis lensa kamera yang berbeda karakteristiknya. Hasil pengambilan gambar harus sesuai dengan pemilihan jenis lensa yang digunakan
  1. Kepala kamera ( camera head ) ibaratnya kepala manusia
Sebagaimana kepala manusia, kepala kamera dapat dioperasikan untuk bergerak melihat keatas (tilt up) atau melihat kebawah (tilt down). Demikian pula untuk melihat kekiri (pan left) atau melihat kekanan (pan right).
  1. Dudukan kamera ( camera mounting ) misal tripod, crane, pedestal
Untuk menjaga kestabilan dalam pengambilan gambar (shots) camera head ditempatkan pada camera mounting. Beberapa jenis dudukan kamera yaitu camera crane, camera tripod, camera pedestal atau steady cam yaitu camera mounting yang dipasangkan di badan operator kamera.

  1. Subyek (subject ) ibaratnya seseorang atau lebih, suatu kehidupan aktivitas
Subyek dapat diartikan seseorang atau lebih, suatu kehidupan aktivitas, obyek yang menarik. Apabila subyek berupa orang, dimungkinkan adanya pergerakan sehingga framing perlu diperhatikan

Enam elemen penting pada gambar :

a.     Motivation (motivasi)
Sebuah shot yang diambil harus mempunyai motivasi yang akan memberikan alasan bagi editor untuk memotong dan menyambungnya ke shot berikutnya.
b.      Information (informasi)
Shot harus menggambarkan informasi yang ingin disampaikan kepada pemirsa.
c.      Composition (komposisi)
Shot yang merupakan pengaturan dari beberapa elemen, yaitu pembingkaian gambar, kedalaman dimensi dalam gambar, subyek atau obyek gambar dan warna yang menjadi satu kesatuan.
d.     Sound (suara)
Shot sangat dipengaruhi dan mempengaruhi kebutuhan suara, baik dalam bentuk sound effect, live sound record hingga pembuatan musik ilustrasi sebagai pendukung suasana.
e.      Camera angle (sudut pengambilan kamera)
Penempatan posisi kamera dengan sudut pengambilan tertentu sebagai pandangan mata penonton terhadap arah pandang obyek gambar.
f.       Continuity (kontinuitas)
Kontinuitas dari sambungan shot-shot yang dapat melengkapi isi cerita maupun karya visual.   
Setiap pengambilan gambar, artis akan melakukan pergerakan yang berbeda. Gambar tersebut harus mempunyai kesinambungan dengan gambar sebelumnya. Ada empat macam kesinambungan, yaitu :
a. Continuity of Content (kesinambungan isi cerita)
Sebagai contoh apabila objek memegang telepon di tangan kanan pada shot pertama, maka pada shot kedua telepon juga harus berada di tangan kanan.
Gambar 5. Continuity of Content

b. Continuity of Movement (kesinambungan gerakan)
Apabila objek bergerak dari kanan ke kiri pada shot pertama, maka arah pergerakan yang sama harus terjadi pada shot kedua, kecuali pergerakan yang menyeberang garis axis diperlihatkan kepada pemirsa.


c. Continuity of Position (kesinambungan letak)
Apabila pada shot pertama objek berada di sisi sebelah kanan, maka shot berikutnya objek tetap berada di sisi kanan, kecuali pergerakan kamera diperlihatkan sehingga menyeberang garis axis.


d. Continuity of Sound  (kesinambungan suara)
Jika action terjadi di tempat yang sama dan pada waktu yang sama, maka sound harus berkesinambungan dari shot satu ke shot yang lain.
Seorang editor harus bisa menerjemahkan keinginan sutradara, bagaimana memperlihatkan kepada pemirsa gambar apa yang ingin mereka lihat dan kapan mereka ingin melihat gambar tersebut, sehingga mereka tidak mengalami kebingungan.
Suatu gerakan dalam gambar, reaksi dari pengisi acara dan suara (pidato/musik) dapat digunakan sebagai isyarat cutting. Hal pokok adalah menyadari apa menarik perhatian pemirsa, dan apa yang ingin diperlihatkan oleh sutradara.


Empat cara dasar menyangga kamera :
1.       Menahan kamera dengan tangan (hand held)
Berdiri dengan posisi seimbang, kaki agak membengkok dan siku dilipat ke sisi-sisi. Kamera disangga dengan kuat dan tegas tapi tidak terlalu kencang, dengan pegangan tangan di bawah kamera di tangan kanan. Pada posisi ini start/stop dan tombol power zoom berada dalam jangkauan. Tangan kiri mengatur control focus dan barel lensa dengan eye piece yang ditekan terhadap satu mata. Posisi ini menahan kamera cukup tetap selama periode pendek.
2.      Meletakkan kamera di atas pundak
Kamera diletakkan di pundak kanan, tangan kanan melalui loop penyangga di sisi lensa sehingga jari-jari bebas mengoperasikan tombol power zoom rocker, sementara ibu jari menekan tombol pause VCR. Tangan kiri menyetel tombol zoom manual, ring pemfokusan dan f-stop.
3.       Menggunakan penyangga ( monopod )
Monopod dijepitkan pada lutut dan kaki dan digerakkan dengan cepat ke angle yang berbeda. Kelemahanny gambar terkadang secara tidak sengaja miring.
4.      Meletakkan kamera pada dolly kamera
-          Tripod adalah metode penahan kamera yang memiliki tiga kaki yang bisa bebas diatur, yang melebar untuk memberikan dasar stabil kamera
-          Steadicam
-          Pedesta
-          Crane

PERGERAKAN KAMERA




  1. Panning
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakkan badan kamera ke arah horizontal tetapi tidak merubah posisi kamera.
    1. Following pan : gerakan kamera mengikuti subyek dari kiri ke kanan.
    2. Survening pan : gerakan kamera secara perlahan-lahan menyusuri pemandangan, baik pemandangan hanya sekelompok orang atau pemandangan alam.
    3. Interrupted pan : gerakan halus tapi dengan tiba-tiba dihentikan dengan maksud menghubungkan dua buah subyek dimana subyek tersebut terpisah satu dengan lainnya.
    4. Whipe pan : merupakan gerakan panning yang dilakukan demikian cepatnya, sehingga tidak dapat memperlihatkan rincian gambarnya.
    5. Whipe pan : merupakan gerakan panning yang dilakukan demikian cepatnya, sehingga tidak dapat memperlihatkan rincian gambarnya.
  1. Tilting
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakkan badan kamera ke arah   vertikal tetapi tidak merubah posisi kamera.
  1. Tracking
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakkan badan kamera menjauhi dan mendekati obyek.
  1. Zooming
Adalah pengambilan gambar dengan merubah ukuran gambar dan sudut pandang antara Wide – Angle (W) dan telephoto (T) dengan sentuhan tombol.
  1. Arching
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakkan badan kamera mengelilingi subyek utama seperti lingkaran penuh.
  1. Pedestal dan Crane
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakkan badan kamera menggunakan alat penyangga pedestal/ crane.