Rabu, 15 Juni 2011

Teknis Penggunaan kamera



1.    Mengetahui color temperature
Color temperature digunakan sebagai pedoman untuk menentukan karakteristik dari suatu cahaya. Istilah Color temperature berasal dari radiasi suatu benda yang disebut black body. Black body adalah sebuah benda yang berbentuk bola dan didalamnya terdapat sebuah lubang yang sangat kecil. Cahaya yang masuk melalui lubang tersebut akan diserap habis oleh black body dan cahaya tersebut dipantulkan beberapa kali oleh dinding dalam bola. Black body akan mengeluarkan cahaya lewat lubang kecil tersebut dengan warna yang sesuai dengan suhu dari black body. Dengan berubahnya suhu dari black body, berubah pula warna cahaya yang diradiasikan, maka dapat disimpulkan bahwa warna dari black body ditentukan oleh suhu badannya sendiri yang kemudian disebut sebagai suhu warna (color temperature). Suhu warna (color temperature) dinyatakan dalam derajat kelvin.




Color temperature dari tiap sumber cahaya berbeda-beda, walaupun sama-sama terlihat putih tetapi warna sesungguhnya dari putih tersebut mempunyai karakter warna tersendiri. Hal ini tidak bisa dilihat oleh mata  tetapi lensa kamera bisa melihat warna yang dihasilkan oleh sumber cahaya tersebut secara nyata sehingga camera color harus diatur (adjustment) untuk mengimbangi perbedaan cahaya yang ada sehingga warna dari gambar yang dihasilkan oleh kamera terlihat sesuai aslinya, proses ini dinamakan white balance.
Cara melakukan adjustment color temperature kamera adalah dengan memposisikan roda pengatur temperatur warna sesuai dengan suhu cahaya yang mengenai obyek pada saat itu.
Dalam buku Basic Betacam Camera Work, Peter Ward memberikan panduan color temperature dari berbagai sumber cahaya berikut ini :
    Tabel 1. Color temperature dari berbagai sumber cahaya
Sumber Cahaya
Color Temperature
 Langit cerah
 9500-20.000°K
 Langit mendung
 6000-7500°K
 Lampu HMI
 5600°K
 Cahaya matahari rata-rata
 5500°K
 Siang hari
 5000°K
 Pagi hari & manjelang sore
 4300°K
 Pijaran cahaya hangat
 3000°K
 Lampu tungsten
 3200°K
 Lampu 40-60 watt
 2760°K
 Fajar & petang
 7000°K
 Sunrise & sunset
 2000°K
 Cahaya lilin
 1850-2000°K
 Cahaya korek api
 1700°K

2.      Pengaturan  iris kamera
Iris mempunyai sifat yang sama dengan pupil mata kita yaitu mengatur banyaknya cahaya yang masuk. Iris mempunyai lubang yang di sebut aperture atau bukaan lensa. Jika bukaan lensa terbuka lebih lebar maka sinar yang masuk ke lensa akan banyak, sebaliknya jika bukaan lensanya kecil maka cahaya yang masuk pun sedikit. Besarnya bukaan lensa tersebut tergantung pada f-stop yang digunakan.
F-stop adalah standar skala yang mengidentifikasikan seberapa banyak cahaya yang melewati lensa (Herbert Zettl: Television Hand Book 1976:69). F-stop berupa angka-angka mulai 1,8 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11;16. f-stop yang terkecil mengindikasikan bukaan lensa yang paling besar dan sebaliknya. Misalkan f-stop lensa f/1.8 maka bukaan lensanya lebih besar dan lebih banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan f/8.
Lensa kamera mempunyai sifat yang sama seperti mata manusia, jika terlalu banyak cahaya yang masuk ke mata maka mata akan sakit begitu pula dengan lensa kamera. Berdasarkan hal tersebut maka iris harus disesuaikan dengan kondisi cahaya pada saat pengambilan gambar. F-stop yang normal adalah pada posisi 4 atau 5,6 jika cahaya normal, tidak mendung atau terik matahari.
Pada intinya iris berfungsi untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke kamera. Pemilihan iris harus didukung dengan pengenalan terhadap area pengambilan gambar terkait dengan pergerakan kamera yang berdampak pada banyaknya sinar yang masuk.
3.       Melakukan white balance
White balance berfungsi untuk memberikan referensi putih yang sebenarnya kepada kamera sehingga kamera akan merekamnya dengan benar. White balance dilakukan agar gambar yang dihasilkan oleh kamera natural sesuai dengan warna obyek aslinya. White balance dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara  preset 3200°K, preset 5600°K, manual dan auto white balance.
Manual white balance dilakukan dengan bantuan bidang putih sebagai acuan, kemudian operator kamera menekan tombol white balance sampai indikator simbol white balance berhenti berkedip-kedip. Saat indikator tersebut berkedip-kedip, kamera akan melakukan adjustment level putih sesuai dengan color temperatur lokasi pengambilan. Sedangkan auto white balance, kamera akan menyesuaikan dengan sendirinya level putih sesuai dengan color temperature lokasi shooting. Fasilitas preset white balance digunakan untuk merekam hasil white balance, sehingga jika melakukan pengambilan gambar kembali, cameraman tinggal memilih preset yang sudah diatur sebelumnya. Di beberapa kamera, fasilitas preset yang tersedia adalah 3200°K dan preset 5600°K. Untuk preset 3200°K kamera akan secara otomatis menyesuaikan dengan color temperatur 3200°K (tungsten) dan preset 5600°K untuk color temperatur 5600°K (day light).
Tidak ada ketentuan mutlak dalam pemilihan white balance, namun ada beberapa panduan yaitu :
a.  Preset 3200°K dapat digunakan ketika sumber cahaya saat pengambilan gambar adalah tungsten dan digunakan saat pengambilan gambar di dalam ruangan (indoor).
b. Preset 5600°K digunakan jika sumber cahayanya adalah day light (cahaya matahari) dan untuk pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor).
c. Bila di lokasi pengambilan gambar terdapat dua sumber cahaya yang berbeda yaitu tungsten dan day light maka white balance dapat dilakukan secara manual maupun automatic white balance.
d. Bila pengambilan gambar dilakukan saat adanya perubahan cahaya (misal pengambilan gambar sunset) maka lebih baik menggunakan auto white balance karena kamera akan menyesuaikan secara otomatis.
e. Manual white balance digunakan saat kondisi pencahayaan stabil.
Menurut Christina Fox (http://www.urbanfox.tv, diakses pada 26 Agustus 2006) dalam pengambilan gambar tidak harus dilakukan secara manual.


Menurut Christina Fox, dengan manual white balance terlihat sedikit kebiruan (bluish) dibandingkan dengan gambar yang lainnya, sedangkan Preset 5600°K gambar terlihat kemerahan (redish). White balance dengan Auto White Balance dan preset 3200°K gambar terlihat bagus, namun dengan preset 3200°K gambar lebih terlihat natural sesuai dengan warna aslinya.


Jika gambar tersebut dibandingkan antara auto white balance dan manual white balance, gambar dengan  auto white balance lebih bagus. Dengan preset 3200°K gambar terlalu biru (bluish), sedangkan dengan Preset 5600°K terlihat lebih natural dan lebih mirip dengan keadaan aslinya.


Batu pada gambar dengan auto white balance terlihat agak kebiruan sedangkan dengan manual white balance warna gambar terlihat seperti aslinya. Dari contoh-contoh tersebut maka tidak ada hal yang mutlak dalam white balance, tetapi hal yang perlu diingat adalah setiap pengambilan gambar yang diikuti oleh adanya perubahan cahaya perlu dilakukan kembali white balance agar gambar tidak menjadi redish ataupun bluish.

0 komentar: